Blog ini membahas beberapa materi pembelajran dari beberapa mata pelajaran tingkat SMP, yaitu: TIK, Bahasa Jawa, PKN dan Seni Budaya. hal ini dikarenakan penulis mengajar tiga mata pelajaran tersebut. Semoga materi yang sudah dibagikan melalui blog ini bermanfaat bagi para Guru.

Business

Header Ads

Selasa, 26 Januari 2016

MAU BERTANYA NGGAK SESAT DI JALAN #AskBNI

0 comments

MAU BERTANYA NGGAK SESAT DI JALAN #AskBNI Bertanya, adalah kegiatan berkomunikasi yang sering dilakukan oleh semua manusia. Akan tetapi tidak semua berani untuk bertanya. Mengapa demikian? Karena untuk bertanya diperlukan keberanian dalam mengungkapkan pertanyaan yang mengelilingi pikiran kita. Orang yang sering bertanya biasanya dianggap kepo. Lalu, apa sebenarnya kepo itu? Yups, kepo itu sering dianggap sebagai rasa keingintahuan yang tinggi. Banyak orang yang menganggap kalau kepo itu adalah hal yang negatif. Tapi, apakah benar demikian? Tidak selamanya sikap kepo itu selalu negatif. Orang yang kepo pastilah sering bertanya. Jika kita bertanya sudah tentu kita akan mendapatkan jawaban. Dimana jawaban tersebut akan dapat menambah wawasan kita. Yups, benar kata pepatah kita "malu bertanya sesat di jalan". Pepatah tersebut sudah jelas mengartikan bahwa jika kita "mau bertanya nggak sesat di jalan". Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya selama tinggal di korea selatan. Yups, selama satu bulan saya tinggal di kota busan. Tinggal dinegeri orang dengan perbedaan latar belakang, sosial dan budaya dan sudah tentu perbedaan bahasa. Walaupun saya tidak begitu fasih berbahasa korea, akan tetapi saya tidak mau melewatkan momen berharga saya selama di korea untuk tidak bertanya tentang berbagai hal di korea yang menarik. Selama menempuh pendidikan disana rasa keingintahuan saya tentang korea selatan sangat tinggi. Baik itu dari budaya maupun tentang pendidikan disana. Saya masih beruntung karena di kampus saya masih ada transletter. Yups, karena saya disana dikirim oleh pemerintah kota surabaya. Sehingga pihak pemerintah kota surabaya bekerja sama dengan pihak dong eui university untuk memfasilitasi guru-guru yang belajar disana. Jadwal kuliah kami hari senin, selasa, kamis dan jumat. Untuk hari rabu dan sabtu khusus trip, dan hari minggu sudah tentu kami libur atau hari free bagi kami. Saat kami free di hari minggu tentunya kami melakukan kegiatan jalan-jalan. Tempat yang selalu kami kunjungi dihari minggu adalah pasar nampodong. Saat berbelanja kami ditemani dua orang mahasiswa dari surabaya. Alhasil diawal kami kesana untuk berkomunikasi dengan para pedagang mungkin mudah karena dua mahasiswa tersebut membantu kami mentraslette bahasa indonesia ke bahasa korea. Hingga di minggu-minggu berikutnya kami kepasar nampodong dan berpencar. Karena barang-barang yang kami beli tidaklah sama. Saya berjalan dengan teman saya tanpa ditemani dua mahasiswa indonesia yang biasanya menjadi tranletter kami. Dengan bekal bahasa korea yang minim kami nekat berpencar dengan rombongan kami. Aku merasa tertarik dengan salah satu toko yang menjual sepatu dan sandal. Dengan nekat saya bertanya pada penjual toko menggunakan bahasa inggris. Karena menurutku bahasa inggris adalah bahasa internasional. Akan tetapi ketika saya menggunakan bahasa tersebut untuk bertransaksi, hal tersebut tidak berlaku. Penjual di toko tersebut hanya diam. Hingga saya bertanya pada teman saya "masih ingat gak bahasa koreanya berapa harganya?" Temanku menjawab "igo"? Dengan gaya sok saya berkata "igo kacamata ini?" Maksudnya sih mau bertanya berapa harga kacamata ini. Berhubung gak begitu paham bahasa korea ya dicampur dengan bahasa indonesia. Walaupun begitu penjual itu paham dengan maksud saya. Transaksi pun dimulai. Harga kacamata itu 30.000 ribu won. Saya pun menawarnya dengan harga 10.000 won tetapi penjual tersebut tidak menyetujuinya. Dengan bercanda teman saya berkata "tawar lagi saja 10.000 won untuk dua kacamata" saya terkejut "bagaimana bisa? Satu kacamata 10.000 won saja penjual tidak mau kasih bagaimana mungkin 10.000 won untuk dua kacamata?" Hingga akhirnya saya nekat mencoba transaksi lagi. Dengan bahasa campur-campur (bahasa indonesia, bahasa inggris dan bahasa korea) diiringi gerakan tangan sebagai bahasa isyarat. Akhirnya transaksi tersebut pun selesai dengan penjualan dua kacamata seharga 10.000 won. Saya terkejut dan merasa tidak percaya. Saya membayar kacamata tersebut dan kemudian kami pergi menuju stasiun subway. Berhubung kami berpencar agak sulit kami menemukan teman-teman kami di pasar nampodong. Hingga kami kebingunggan harus berjalan kearah mana. Apalagi disekitar petunjuk jalan menggunakan bahasa korea. Dimana kami termasuk orang yang buta huruf disana karena tidak tahu itu huruf apa dan bagaimana membacanya. Saya nekat bertanya kepada orang-orang yang sedang berjalan. "Subway...subway...tolong saya please...where is subway...?" Tanyaku pada salah satu orang yang sedang lewat. Hingga akhirnya dia memberitau kami sambil tangannya bergerak menunjukkan jalan menuju kearah sana tentunya dengan bahasa korea yang sudah jelas tidak begitu kami pahami. Karena dikorea masyarakatnya cenderung menggunakan bahasa korea. Dan akhirnya kami pun berjalan menuju arah yang ditunjukkan oleh pejalan kaki tadi. Hingga akhirnya kami menemukan lokasi stasiun subway yang kami cari. Dan ternyata teman-teman kami sudah berkumpul disana menunggu kedatangan kami. Salah satu teman saya bertanya "apa tadi kalian tidak tersesat saat mencari lokasi subway?" Saya pun menjawab “mau bertanya nggak sesat dijalan. Walaupun saya gak paham bahasa korea. Tapi saya gak boleh malu untuk bertanya walaupun itu menggunakan bahasa campur aduk. Karena kalau saya malu bertanya saya bisa tersesat di jalanan korea”. Sebuah negara yang masih asing bagi saya" teman saya mengacungkan jempol tanda setuju dengan pernyataan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar